EPS 8
EPISODE 8 Rabu 14 April 2021
Setiap jiwa sudah
pasti pernah merasakan bagaimana rasanya ditekan oleh alam hingga ke dasar laut
kelam yg terdalam. Bahkan dedaunan sekalipun akan terlepas dari rantingnya yang
tidak pernah ia ketahui kapan hal itu
akan tiba. Siapapun dirimu, apapun jenismu, serta seberapa tinggi derajatmu
maka akan berlaku hukum alam kepadamu. Adakalanya angin menghempaskan sayapnya
hingga menumbangkan sebuah pohon besar, adakalanya api menelan utuh hamparan
hutan dengan lahapnya, adakalanya air menutupi daratan hingga ke ujung dunia.
Begitulah seharusnya peran mereka masing-masing. Bukan karena pilihan ataupun
kehendak, namun memang itulah jalan yg harus ditempuh setiap yang bernyawa. Apapun
jenismu, sudah pasti ada beban yang harus engkau pikul untuk tetap bertahan,
semakin besar kedudukan yg dimiliki semakin berat tanggung jawab yg harus
engkau emban. Maka dari itu, seiring waktu halangan dan rintangan juga datang
bersamaan dari berbagai macam cara yang tentunya belum sempat kita pikirkan sebelumnya.
Keadaan tidak bisa bertoleransi layaknya kita manusia, karena keadaan tidak
bisa konstan dalam pergerakannya, dan tidak ada mahluk yg mampu mengendalikan
keadaan sebagaimana yg diinginkan. Mahluk hanya menerima dan melanjutkan suatu
keadaan dan selalu dihadapkan dengan 2 pilihan. Dua pilihan yang sederhana tapi
sangat menentukan keadaan yg akan terbuka pada tingkat yang berikutnya. Akankah
kita hindari keadaan yang sedang berhadapan dengan kita tanpa melakukan usaha
untuk mempertahankan kestabilan kehidupan yang kita miliki, atau terus
melangkah dikit demi sedikit dan memutar otak agar dapat melakukan perlawanan
terhadap keadaan yang sedang memaksa kita untuk keluar dari jalur tepat.
Terkadang pilihan pertama selalu terlintas di benak setiap manusia ketika
berhadapan dengan sesuatu yang mereka
anggap terlalu berat untuk dihadapi, tetapi sebenarnya bukan itu sejatinya
pilihan manusia, karena manusia diciptakan komplit dengan akal pikiran yang
dibawa sedari lahir. Tetapi bagaimanapun perbedaan keadaan yang dirasakan oleh
setiap orang juga berbeda, tidak ada yang sama, manusia kembar sekalipun akan
melalui perjalanan hidup yang berbeda. Mungkin banyak yang berpikir bahwasannya
ketika kita selalu menampilkan topeng ceria, maka pandangan orang akan juga
selalu diambil dari sisi luarnya saja, mereka tidak tahu seberapa berat beban
yang kita pikul, seberapa banyak hal yang harus kita pikirkan, seberapa sering
kita merenung dan bertindak untuk tetap bertahan, seberapa keras otak kita
bekerja agar tidak salah dalam memilih langkah, seberapa rapuh hati kita ketika
otak tak mampu memberikan jalan yang tepat menurut suara hati kita, serta
seberapa kuat jiwa kita untuk tetap berada pada fungsi yang sebenarnya. Dimata
manusia lain mungkin mereka sempat berkata dibelakang kita “alangkah indahnya kehidupan si A” tapi
ternyata tidak semudah itu kawan, karena kita selalu berusaha tampil dengan
anggunnya langkah, dengan menawannya rupa, dengan sempurnanya bahasa, dengan
bahagianya jiwa, dan dengan bijaknya etika. Jadi dimata manusia lain hidup kita
sempurna, hidup kita jauh lebih baik dari hidup mereka. Tapi ingatlah selalu,
beban yang kita pikul tidak akan lebih besar dari kekuatan yang kita miliki. #edisi
sen toko lum tekopul, mane sen bank ndak honjo tiap bulan, sen arisan lum le,
sen prakerja gesi lame#


Comments
Post a Comment