EPS 10
EPISODE 10 Jum'at 03 Juni 2022
Eentah harus
dimulai dari mana untuk menceritakan suara hati yang sedang memberontak. Malam
tadi kami sekeluarga kecil bertandang di rumah org tua yg terletak di desa air
meles bawah, tujuan utamanya adalah mengantarkan file soal ujian kls 1 2 3 yang
sudah disave kedalam flasfdisk.
Sekitar 20 menitan
kami disana, datanglah bak rais, yang tanpa ragu memulai kisahnya, yang pada
intinya menceritakan bahwasanya Mak rais tidak ada yang menjemputnya dari
lokasi yang telah dibangun sebagai media pelaksanaan bedah rumah, menurut bak
Rais, dia sudah berpesan kepada rais agar kiranya siang atau sore nanti untuk
menjemput mak rais untuk pulang kerumah, akan tetapi rais tidak menjemput mak
nya, dan pada saat yang bersamaan bak rais malah semakin menjadi-jadi seakan-akan
menjadi penulis cerita fiksi yang handal. Akhirnya kami segera pulang kerumah
karena tidak tahan mendengar ocehan bak rais yg semakin tidak terkontrol
ucapannya.
Sesampai drumah
kami memutuskan untuk menanyakan hal tersebut kpd rais melalui WA. Sangat
berbanding terbalik informasi yang kami dapat dari pengakuan rais dari WA yang
di respon. Akhirnya raispun segera mendatangi rumah org tua kami dengan tujuan
ingin meluruskan apa yang telah dibicarakan oleh bak rais. Dengan bantuan Aldi,
kami bisa mendengarkan percakapan mereka dari jauh, yakni dengan menelpon aldi
melalui WA dan mendekatkan HP aldi ke sumber suara. Hampir 20 menitan kami
menguping pembicaraan mereka dari jarak jauh. Berdasarkan apa yang kami dengar,
kami merasa tidak ada satupun solusi yang didapat dalam pembicaraan mereka pada
saat itu.
Org tua kami hanya
sebatas memberi saran tentang hal tersebut, tetapi tidak ada solusi yang yang
secara khusus langsung bersentuhan dengan masalah yang mereka bicarakan, karena
org tua kami hanya sebatas memberikan wejangan berupa pengalaman semasa muda
nya. Kemudian kami menghubungi Mak dengan tujuan agar kiranya menyampaikan
pesan kepada rais untuk bertandang kerumah kami sebentar ketika sudah selesai
disana. Namun sangat disayangkan sekali atas ucapan yang dilontarkan oleh bpk
kami ketika mak kami menyampaikan kepada rais bahwa kami menyarankan agar rais
kerumah kami, apa yang terlontar dari mulut bpk kami adalah seperti berikut “Ahh berepelah wawasan onet, dak hapai
wawasan ye nge masalah gek kak”
Sungguh sangat sedih rasanya ketika seorang figur yang seharusnya mengayomi
serta mendukung anaknya, malah sebaliknya menganggap remeh dan merendahkan wawasan
anaknya sendiri. Bukankah merendahkan / meremehkan orang lain adalah hal utama
yang menjerumuskan iblis kepada laknat Allah ? sesungguhnya ketika ada yang meremehkan / merendahkan org lain, maka
orang yang sedang meremehkan / merendahkan org lain itu tidaklah lebih hebat
dari yang diremehkan. Itu sudah menjadi hukum alam. Terkadang muncul
perasaan “terserahlah, hidup masing2, jalani masalah masing2” akan tetapi pada
sisi lain, (bukan maksud sombong) ketika ada hal-hal yang penting, Onet yang
tidak ber wawasan luas ini lah yang dimintai bantuan. Jadi sekarang siapa yang
munafik ? yang meremehkan atau yang diremehkan ? seharusnya ketika kita merasa
lebih hebat dari anak sendiri, maka harus dibuktikan dengan tindakan yang
nyata, jangan hanya teori belaka. “Kecik belum tentu anak Beso belum tentu Bak”


Comments
Post a Comment